Profil PWM Jawa Barat
PROFIL PROPINSI JAWA BARAT DAN MUHAMMADIYAH JAWA BARAT
Jawa Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia dengan ibukota propinsinya berada di Kota Bandung. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Dimana di bagian barat laut berbatasan langsung dengan Propinsi DKI Jakarta dan di bagian barat berbatasan dengan Propinsi Banten serta di bagian timur berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah, yang mana dibagian utara berbatasan dengan Laut Jawa dan dibagian selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.
Sejarah
Temuan arkeologi tertua mengenai penghuni Jawa Barat ditemukan di Anyer dengan ditemukannya budaya logam perunggu dan besi dari sebelum milenium pertama. Gerabah tanah liat prasejarah zaman Buni (Bekasi kuno) dapat ditemukan merentang dari Anyer sampai Cirebon.
Jawa Barat pada abad ke 5 merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara banyak tersebar di Jawa Barat. Ada tujuh prasasti yang ditulis dalam aksara Wengi (yang digunkan dalam masa Palawa India) dan bahasa Sansakerta yang sebagian besar menceritakan para raja Tarumanagara.
Setelah runtuhnya kerajaan Tarumanagara akibat serangan kerajaan Sriwijaya berdasarkan prasasti Kota Kapur (Tahun 686), kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Kali Ciserayu dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda. Salah satu prasasti dari zaman Kerajaan Sunda adalah prasasti Kebon Kopi II yang berasal dari tahun 932. Kerajaan sunda beribukota di Pakuan Pajajaran (sekarang kota Bogor).
Pada abad ke-16, Kesultanan Demak tumbuh menjadi ancaman kepada Kerajaan Sunda. Pelabuhan Cirebon lepas dari Kerajaan Sunda atas bantuan Kesultanan Demak. Pelabuhan Cirebon kemudian menjadi Kesultanan Cirebon yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Pelabuhan Banten juga lepas ke tangan Kesultanan Cirebon dan kemudian menjadi Kesultanan Banten. Untuk menghadapi ancaman Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak, Sri baduga Maharaja, raja Sunda saat itu meminta putranya, Surawisesa untuk membuat perjanjian pertahanan keamanan dengan bangsa Portugis di Malaka untuk mencegah jatuhnya pelabuhan utama, yaitu Sunda Kalapa kepada Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak. Pada saat Surawisesa menjadi raja Sunda, dengan gelar Prabu Surawisesa Jayaperkosa, perjanjian pertahanan keamanan Sunda-Portugis, yang dikenal dengan Luso-Sundanese Treaty, ditandatangani dalam tahun 1512. Sebagai imbalannya, Portugis diberi akses untuk membangun benteng dan gudang di Sunda Kalapa serta akses untuk perdagangan di sana. Untuk merealisasikan perjanjian pertahanan keamanan tersebut, pada tahun 1522 didirikan suatu monumen batu yang disebut Padrao di tepi sungai Ciliwung di sekitar daerah Tugu.
Meskipun perjanjian pertahanan keamanan dengan Portugis telah dibuat, pelaksanaannya tidak dapat terwujud karena pada tahun 1527 pasukan aliansi Cirebon - Demak, dibawah pimpinan Fatahilah atau Paletehan, menyerang dan menaklukkan pelabuhan Sunda Kalapa. Perang antara Kerajaan Sunda dan aliansi Cirebon - Demak berlangsung lima tahun sampai akhirnya pada tahun 1531 dibuat suatu perjanjian damai antara Prabu Surawisesa dengan Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon.
Dari tahun 1567 sampai 1579, dibawah pimpinan Raja Mulya, alias Prabu Surya Kencana, Kerajaan Sunda mengalami kemunduran besar dibawah tekanan Kesultanan Banten. Setelah tahun 1576, kerajaan Sunda tidak dapat mempertahankan Pakuan Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda, dan akhirnya jatuh ke tangan Kesultanan Banten. Zaman pemerintahan Kesultanan Banten, wilayah Priangan jatuh ke tangan Kesultanan Mataram.
Jawa Barat sebagai pengertian administratif mulai digunakan pada tahun 1925 ketika Pemerintah Hindia Belanda membentuk Provinsi Jawa Barat. Pembentukan provinsi itu sebagai pelaksanaan Bestuurshervormingwet tahun 1922, yang membagi Hindia Belanda atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi. Sebelum tahun 1925, digunakan istilah Soendalanden (Tatar Soenda) atau Pasoendan, sebagai istilah geografi untuk menyebut bagian Pulau Jawa di sebelah barat Sungai Cilosari dan Citanduy yang sebagian besar dihuni oleh penduduk yang menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa ibu.
Pada 17 Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia.
Pada tanggal 27 Desember 1949 Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang merupakan salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB.
Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di Wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan UU No.11 Tahun 1950, tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat.
Jawa Barat dialiri 40 sungai dengan wilayah seluas 32.075,15 km2. Jawa Barat juga memiliki 1.267 waduk/situdengan potensi air permukaan lebih dari 10.000juta m3.Air permukaan tersebut dimanfaatkan untuk kebutuhan industri, pertanian, dan air minum.Terdapat peningkatan jumlah perusahaan yang aktif memanfaatkan air permukaan menjadi 625 perusahaan dari 606 perusahaan pada tahun 2007.
Secara administratif, Provinsi Jawa Barat terdiri dari 17 kabupaten dan 9 kota; 520 kecamatan; 5.245 desa dan 626 kelurahan.
Topografi
Ciri utama daratan Jawa Barat wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai di tengah ketinggian 100 1.500 m dpl, wilayah dataran luas di utara ketinggian 0 .10 m dpl, dan wilayah aliran sungai.
Iklim
Iklim di Jawa Barat adalah tropis, dengan suhu 9 0 C di Puncak Gunung Pangrango dan 34 0 C di Pantai Utara, curah hujan rata-rata 2.000 mm per tahun, namun di beberapa daerah pegunungan antara 3.000 sampai 5.000 mm per tahun.
Populasi
Penduduk Jawa Barat pada tahun 2009, berdasarkan Survei berjumlah 42,61 juta penduduk yang terdiri dari 21,51 juta jiwa laki-laki dan 21,18 juta jiwa perempuan, dengan ratio setiap 1.000 orang penduduk perempuan terdapat 1.016 orang penduduk laki-laki. Berdasarkan struktur umur, jumlah penduduk di bawah usia 15 tahun ke atas mencapai 29,12%, penduduk usia produktif, 15 – 64 tahun, sebesar 65,55%, sementara penduduk usia di atas 64 tahun sebesar 5,33%.
No |
Kabupaten/Kota |
Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk |
|
Luas Wilayah |
Penduduk |
||
( Ha ) |
Km *) |
||
|
|
|
|
1 |
Kab. Bogor |
297.646,55 |
4.453.927 |
2 |
Kab. Sukabumi |
416.173,50 |
2.293.742 |
3 |
Kab. Cianjur |
361.435,53 |
2.189.328 |
4 |
Kab. Bandung |
172.663,29 |
3.148.951 |
5 |
Kab. Garut |
311.007,54 |
2.504.237 |
6 |
Kab. Tasikmalaya |
270.969,75 |
1.860.157 |
7 |
Kab. Ciamis |
273.250,99 |
1.615.759 |
8 |
Kab. Kuningan |
121.501,01 |
1.173.528 |
9 |
Kab. Cirebon |
107.195,89 |
2.211.186 |
10 |
Kab. Majalengka |
130.938,55 |
1.219.145 |
11 |
Kab. Sumedang |
156.343,87 |
1.143.992 |
12 |
Kab. Indramayu |
210.158,70 |
1.827.878 |
13 |
Kab. Subang |
217.438,68 |
1.486.412 |
14 |
Kab. Purwakarta |
99.400,40 |
819.005 |
15 |
Kab. Karawang |
191.898,80 |
2.134.389 |
16 |
Kab. Bekasi |
126.470,86 |
2.121.122 |
17 |
Kab. Bandung Barat |
129.601,10 |
1.548.434 |
18 |
Kota Bogor |
11.770,99 |
895.596 |
19 |
Kota Sukabumi |
4.883,85 |
311.559 |
20 |
Kota Bandung |
17.243,90 |
2.414.704 |
21 |
Kota Cirebon |
3.899,14 |
304.152 |
22 |
Kota Bekasi |
21.564,83 |
2.176.743 |
23 |
Kota Depok |
20.277,21 |
1.465.826 |
24 |
Kota Cimahi |
4.445,46 |
547.862 |
25 |
Kota Tasikmalaya |
18.498,19 |
640.324 |
26 |
Kota Banjar |
13.382,72 |
185.993 |
|
|
|
|
|
Jawa Barat |
3.710.061,32 |
42.693.951 |
Jawa Barat di lihat dari aspek sumber daya manusia memiliki jumlah penduduk terbesar di Indonesia dan sebagai provinsi yang mempunyai proporsi penduduk dengan tingkat pendidikan, jumlah lulusan strata 1, strata 2 dan strata 3, terbanyak dibandingkan dengan provinsi lain.
Sosial Budaya
Masyarakat Jawa Barat di kenal sebagai masyarakat yang agamis, dengan kekayaan warisan budaya dan nilai-nilai luhur tradisional, serta memiliki prilaku sosial yang berfalsafah pada silih asih, silih asah, silih asuh, yang secara harfiah berarti saling mengasihi, saling memberi pengetahuan dan saling mengasuh diantara warga masyarakat.
Tatanan kehidupannya lebih mengedepankan keharmonisan seperti tergambar pada pepatah; “Herang Caina Beunang Laukna” yang berarti menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru atau prinsip saling menguntungkan.
Masyarakat Jawa Barat memiliki komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai kebajikan. Hal ini terekspresikan pada pepatah “Ulah Unggut Kalinduan, Ulah gedag Kaanginan”; yang berarti konsisten dan konsekuen terhadap kebenaran serta menyerasikan antara hati nurani dan rasionalitas, seperti terkandung dalam pepatah “Sing Katepi ku Ati Sing Kahontal ku Akal”, yang berarti sebelum bertindak tetapkan dulu dalam hati dan pikiran secara seksama.
Agama
No |
Kabupaten / Kota |
AGAMA TAHUN 2008 |
||||
Islam |
Kristen |
budha |
Katolik |
Hindu |
||
1 |
Kab. Bogor |
4.020.858 |
144.903 |
13.367 |
55.327 |
17.003 |
2 |
Kab. Sukabumi |
2.279.469 |
38.675 |
8.871 |
9.137 |
1.230 |
3 |
Kab. Cianjur |
2.110.916 |
33.595 |
9.542 |
8.573 |
2.250 |
4 |
Kab. Bandung |
4.274.431 |
175.598 |
2.786 |
17.260 |
6.105 |
5 |
Kab. Garut |
2.134.437 |
2.597 |
5.590 |
1.088 |
415 |
6 |
Kab. Tasikmalaya |
1.645.476 |
19.475 |
4.547 |
3.367 |
220 |
7 |
Kab. Ciamis |
1.975.038 |
25.464 |
3.730 |
1.452 |
295 |
8 |
Kab. Kuningan |
1.895.660 |
17.173 |
5.876 |
6.928 |
225 |
9 |
Kab. Cirebon |
2.425.073 |
61.322 |
8.825 |
11.320 |
1.025 |
10 |
Kab. Majalengka |
1.156.892 |
64.481 |
5.599 |
1.068 |
965 |
11 |
Kab. Sumedang |
1.080.819 |
21.777 |
1.234 |
1.875 |
695 |
12 |
Kab. Indramayu |
1.686.244 |
17.952 |
3.756 |
2.564 |
225 |
13 |
Kab. Subang |
1.506.198 |
1.977 |
1.453 |
2.318 |
155 |
14 |
Kab. Purwakarta |
809.661 |
21.385 |
7.775 |
3.368 |
1.325 |
15 |
Kab. Karawang |
1.787.519 |
51.556 |
23.651 |
6.024 |
1.600 |
16 |
Kab. Bekasi |
1.933.480 |
133.257 |
19.576 |
33.124 |
5.343 |
17 |
Kab. Bandung Barat |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
18 |
Kota Bogor |
818.640 |
86.557 |
11.234 |
44.587 |
12.425 |
19 |
Kota Sukabumi |
252.272 |
82.539 |
9.987 |
13.528 |
2.764 |
20 |
Kota Bandung |
2.576.540 |
550.993 |
18.567 |
68.027 |
13.259 |
21 |
Kota Cirebon |
275.465 |
84.389 |
13.995 |
14.135 |
2.650 |
22 |
Kota Bekasi |
1.748.044 |
245.983 |
15.806 |
119.874 |
29.811 |
23 |
Kota Depok |
1.306.842 |
64.431 |
247 |
53.694 |
2.705 |
24 |
Kota Cimahi |
484.104 |
24.847 |
2.430 |
9.284 |
3.255 |
25 |
Kota Tasikmalaya |
546.989 |
20.056 |
1.320 |
3.014 |
291 |
26 |
Kota Banjar |
168.809 |
15.826 |
750 |
915 |
158 |
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah |
40.899.876 |
2.006.808 |
200.514 |
484.933 |
95.280 |
Muhammadiyah di Jawa Barat
Sebagaimana telah diuraikan terdahulu, jumlah kota / kabupaten di Jawa Barat sebanyak 26 kota / kabupaten. Dari 26 kota / kabupaten tersebut kepengurusan Muhammadiyah dalam ruang lingkup binaan Wilayah Jawa Barat hanya berjumlah 24 kota / kabupaten, sedangkan 2 (dua) kota / kabupaten yaitu Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi berada dalam binaan Muhammadiyah Wilayah DKI Jakarta. Dari 24 kota / kabupaten tersebut, kota / kabupaten Sukabumi masih 1 (satu) kepengurusan.
Dari 24 Kota/Kabupaten di Jawa Barat, kepengurusan Muhammadiyah terbentuk sampai ke tingkat Kecamatan dan Kelurahan serta Desa. Untuk Kepengursan Tingkat Kecamatan disebut Cabang (PCM) sedang Tingkat Kelurahan serta Desa disebut Ranting (PRM).
DATA PERBANDINGAN
KEPENGURUSAN MUHAMMADIYAH KOTA / KABUPATEN
DENGAN STRUKTUR KEPEMERINTAHAN DI JAWA BARAT
NO |
KAB / KOTA |
PEMERINTAHAN |
MUHAMMADIYAH |
||
KEC |
DESA/KEL |
PCM |
PRM |
||
1001 |
KOTA CIREBON |
5 |
22 |
5 |
19 |
1002 |
KAB GARUT |
42 |
424 |
34 |
193 |
1003 |
KOTA BOGOR |
6 |
68 |
6 |
26 |
1004 |
KAB SUKABUMI |
47 |
367 |
16 |
54 |
1004 |
KOTA SUKABUMI |
7 |
33 |
1 |
5 |
1005 |
KAB BOGOR |
40 |
428 |
11 |
59 |
1006 |
KAB BANDUNG |
31 |
276 |
13 |
76 |
1007 |
KAB TASIKMALAYA |
39 |
351 |
12 |
45 |
1008 |
KOTA BANDUNG |
30 |
151 |
20 |
90 |
1009 |
KAB INDRAMAYU |
31 |
315 |
22 |
85 |
1010 |
KAB CIAMIS |
36 |
350 |
10 |
60 |
1011 |
KAB KUNINGAN |
32 |
476 |
19 |
85 |
1012 |
KAB MAJALENGKA |
26 |
334 |
11 |
28 |
1013 |
KAB SUMEDANG |
26 |
279 |
15 |
87 |
1014 |
KAB KARAWANG |
30 |
309 |
10 |
14 |
1015 |
KAB CIANJUR |
32 |
348 |
11 |
38 |
1016 |
KAB PURWAKARTA |
16 |
192 |
6 |
22 |
1017 |
KOTA DEPOK |
6 |
63 |
7 |
36 |
1018 |
KAB SUBANG |
30 |
253 |
9 |
19 |
1019 |
KOTA CIMAHI |
3 |
15 |
3 |
7 |
1020 |
KAB CIREBON |
40 |
424 |
12 |
57 |
1021 |
KOTA BANJAR |
4 |
25 |
4 |
10 |
1022 |
KOTA TASIKMALAYA |
10 |
69 |
8 |
27 |
1023 |
KAB BANDUNG BARAT |
15 |
165 |
11 |
31 |
|
|
584 |
5.737 |
276 |
1.173 |
DATA PERBANDINGAN
WARGA MUHAMMADIYAH KOTA / KABUPATEN
DENGAN JUMLAH POPULASI MUSLIM DI JAWA BARAT
No |
Kabupaten / Kota |
Muslim |
Warga Muhammadiyah |
% |
1 |
Kab. Bogor |
4.020.858 |
577.800 |
0,14 |
2 |
Kab. Sukabumi |
2.279.469 |
275.250 |
0,12 |
|
Kota Sukabumi |
252.272 |
24.750 |
0,10 |
3 |
Kab. Cianjur |
2.110.916 |
261.000 |
0,12 |
4 |
Kab. Bandung |
4.274.431 |
234.600 |
0,05 |
5 |
Kab. Garut |
2.134.437 |
636.000 |
0,30 |
6 |
Kab. Tasikmalaya |
1.645.476 |
263.250 |
0,16 |
7 |
Kab. Ciamis |
1.975.038 |
262.500 |
0,13 |
8 |
Kab. Kuningan |
1.895.660 |
214.200 |
0,11 |
9 |
Kab. Cirebon |
2.425.073 |
275.600 |
0,11 |
10 |
Kab. Majalengka |
1.156.892 |
183.700 |
0,16 |
11 |
Kab. Sumedang |
1.080.819 |
181.350 |
0,17 |
12 |
Kab. Indramayu |
1.686.244 |
330.750 |
0,20 |
13 |
Kab. Subang |
1.506.198 |
88.550 |
0,06 |
14 |
Kab. Purwakarta |
809.661 |
99.840 |
0,12 |
15 |
Kab. Karawang |
1.548.434 |
139.050 |
0,08 |
17 |
Kab. Bandung Barat |
2.174.431 |
41.250 |
0,02 |
18 |
Kota Bogor |
818.640 |
51.000 |
0,06 |
20 |
Kota Bandung |
2.576.540 |
143.450 |
0,06 |
21 |
Kota Cirebon |
275.465 |
25.300 |
0,09 |
23 |
Kota Depok |
1.306.842 |
122.850 |
0,09 |
24 |
Kota Cimahi |
484.104 |
11.250 |
0,02 |
25 |
Kota Tasikmalaya |
546.989 |
86.250 |
0,16 |
26 |
Kota Banjar |
168.809 |
18.750 |
0,11 |
Jumlah |
39.392.783 |
4.548.290 |
0,11.5 |